Wednesday 8 April 2009

Ruang Maya Sebagai Media Massa

1

“Ruang maya adalah sebuah bacaan yang tidak disensor, tidak dijaga, namun ia tidak dapat melarikan diri dari AKUMULASI SEJARAH.” (Briggs &Burke)

Sejak media massa hadir pada 500 tahun yang lalu, kebaradaannya telah menyihir banyak elemen dalam aspek kehidupan. Sejarah peradaban telah membuktikan bahwa keberadaan informasi dan komunikasi selalu beriringan dengan kehadiran dan perkembangan teknologi. Manusia menjadi semakin ‘haus’ akan informasi, semua rasa ingin tahu manusia ini berawal dari naluri atau rasa ingin mengetahui dan memberitahukan sesuatu kepada sesamanya yang akhirnya menjadi sebuah hak, yaitu hak tahu dan memberitahukan, right to know dan right to inform. Memang tak bisa dipungkiri bahwa rasa haus dan ingin tahu manusia menjadi sebuah jawaban yang kuat dalam pencarian media baru.

Lahirnya media-media baru membawa angin segar terhadap kemudahan yang diperoleh manusia dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi. Terutama setelah hadirnya sebuah teknologi dan media baru yang saat ini kita kenal sebagai internet. Pernyataan seorang sosiolog terkenal dari Kanada, Mc Luhan, dapat semakin meyakinkan kita bahwa saat ini dunia tak lebih dari sekadar desa dunia (global village). Bentuk bumi yang bulat, beserta seluruh lekukan dan jaraknya seakan menjadi sebuah dataran yang sangat kecil dan tak berarti. Internet merupakan saluran komunikasi interaktif, dimana manusia dapat berinteraksi langsung dengan orang lain dari berbagai belahan dunia. Internet adalah media konvergensi atau media yang menggabungkan unsur-unsur dari perkembangan media cetak dan elektronik dalam satu media. Lahirnya internet hampir mengubah pola hidup masyarakat dan memberikan kontribusi yang besar dalam melakukan komunikasi, publikasi serta menjadi sarana untuk mendapatkan berbagai infromasi.

Internet sebagai salah satu media komunikasi informasi nampaknya akan semakin pesat perkembangannya di masa depan. Tidak bisa dipungkiri, keberadaan internet kini perlahan menjadi sahabat manusia modern. Terutama di Indonesia, peningkatan akses terhadap dunia maya secara signifikan telah muncul sejak akhir 90-an. Dan keberadaannya semakin diminati sejak awal 2000. Meskipun internet masih dianggap sebagai ‘barang’ asing dan hampir sebagian besar masyarakat Indonesia masih tergolong sebagai user, mereka yang mengaku dirinya sebagai manusia yang modern telah menjadikan internet sebagai bagian dari keseharian mereka.

Aktivitas yang terjadi di dunia maya ini bukan semata-mata mengirim e-mail atau browsing saja. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kondisi sosial-kultur masyarakat, aktivitas di dunia maya pun menjadi semakin beragam. Dunia kini terasa mencair, batas-batas dan sekat-sekat geografis seakan tidak berarti lagi. Dunia seperti berada di genggaman sebuah nama, internet, yang telah menyatukan setiap lekak dan lekuk bumi. Situasi ini sempat memunculkan gegar budaya atau cultural shock dan gegar teknologi, terutama di negara-negara berkembang. Gegar budaya dan gegar teknologi ini ditunjukan melalui respon dan perlakuan atas teknologi baru bernama internet yang sering kali dimanfaatkan dengan arah yang tidak jelas. Gejala tersebut lambat laun mulai sirna. Sikap masyarakat dalam menyikapi keberadaan internet pun semakin dewasa. Pengertian ini pun melahirkan pemahaman masyarakat yang lebih mutakhir. Mereka kini tidak hanya menjadi seorang user, tapi juga mulai memahami prinsip dasar internet dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka kini dapat mengendalikan lajunya teknologi, bukan manusia yang dikendalikan teknologi.

Di Indonesia sendiri keinginan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang cepat dan selalu up date ternyata telah mendorong percepatan tumbuhnya internet sebaga sebuah media baru. Jika kita mengingat tentang perjalanan sejarah media, kecepatan suratkabar pernah tergeser oleh radio, lalu radio pun mulai tergantikan dengan televisi, maka bukan menjadi sesuatu yang tidak mungin jika suatu saat nanti atau bahkan untuk saat ini, pemberitaan di televisi dan media terdahulunya akan tregeser oleh keberadaan internet. Ditambah lagi dari sisi lainnya bahwa internet semakin mendukung pertukaran data dan informasi multimedia yang lebih murah. Perkembangan teknologi multimedia yang pesat pun turut mempengaruhi prospek cerah internet sebagai media komunikasi informasi yang cepat.

Dalam tren kondisi demikianlah lahir beragam ruang-ruang baru di dunia maya yang semakin progresif. Salah satunya adalah weblog yang kini lebih dikenal dengan sebutan blog. Blog bermula dari catatan harian atau jurnal seseorang yang dipublikasikan di internet. Mulanya, seseorang memiliki keinginan untuk bercerita tentang kehidupannya secara pribadi, layaknya menulis buku harian atau diary. Selain catatan yang sifatnya personal dan selalu di up date tersebut, blog juga menyajikan link atau daftar alamat koneksi ke situs web atau blog lainnya. Ciri khas lainnya adalah bahwa blog bisa mampu memberikan space khusus untuk memberi komentar dari para pengunjungnya. Dan pemiliknya pun dapat menjawab komentar tersebut yang akhirnya dapat dikomentari lagi oleh pengunjung lainnya. Begitu dan begitu seterusnya. Inilah cikal bakal dari citizen journalism yang kini mulai merebak sebagai bentuk alternatif dari praktik jurnalisme.

Dalam buku barunya, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel memasukkan elemen ke-10: "Citizens, too, have rights and responsibilities when it comes to the news." Kovach dan Rosenstiel mengaitkan elemen terbarunya ini dengan perkembangan teknologi informasi, khususnya internet, dalam beberapa tahun terakhir. Ditandai dengan munculnya blog dan on line journalism serta jurnalisme warga (citizen journalism), community journalism, dan media alternatif. Ini merupakan elemen yang penting, sesuai dengan sub judul dalam buku mereka, yaitu What Newspeople Should Know and The Public Should Expect. Teknologi informasi mutakhir memungkinkan orang, siapapun, dan dimana pun bisa menghasilkan atau memroduksi berita.

Dari fakta di atas, dapat disimpulkan bahwa internet dewasa ini sudah melebihi fungsinya sebagai media massa yaitu sebagai pemberi informasi karena peranan internet sudah luas cakupannya, dengan kata lain internet sudah memiliki berbagai macam fungsi. Internet sudah layak dikatakan sebagai media massa. Karena jika dilihat dari kriterianya, internet telah memenuhi kriteria sebagai media massa. Dan ciri-cirinya pun sama seperti media massa lainnya. Jika dilihat dari karakteristiknya, media massa ini mempunyai komunikator yang terlembagakan. Dalam buku Komunikasi Massa karya Drs. Elvinaro Ardianto, menurut Wright, komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Jika kita perhatikan, media massa yang melembaga tersebut telah memindahkan medianya ke dalam media baru dalam satu kesatuan yang memiliki saluran yang khas. Situs berita yang muncul saat ini pada awalnya sebuah media massa cetak dan karena adanya internet, mereka membuat versi online agar medianya tidak punah.

Kedua, pesannya bersifat umum dan terbuka, artinya pesan yang disampaikan ditujukan untuk semua orang sekelompok orang tertentu. Internet telah memenuhi kriteria ini. Pesan yang disampaikan ditujukan kepada banyak orang. Ketiga, komunikannya anonim dan heterogen. Pengakses yang menjadi audiens ini masih heterogen, tersebar, dan juga anonim. Keempat, media massa menimbulkan keserempakan. Disaat yang sama, audiens dapat memeroleh informasi yang serempak, meskipun mereka berada di tempat yang berbeda. Kelima, komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan. Hal ini jelas, internet mengutamakan isi pesan atau informasinya itu sendiri. Keenam, komunikasi bersifat satu arah. Hal ini yang memunculkan persepsi bahwa internet itu adalah media nirmassa, seperti telepon. Jadi, media ini bisa bersifat dua arah. Ketujuh, stimulasi alat indera terbatas. Internet menyediakan berbagai macam bentuk konten, berupa gambar, video, audio, dan juga teks. Namun tetap, tidak seperti jenis komunikasi tatap muka yang dapat menggunakan alat indera secara maksimal. Kedelapan, feedback tertunda dan tidak langsung. Dalam hal ini, internet dapat menerima respons secara langsung berupa comment, tetapi masih belum bisa seperti komunikasi tatap muka, masih melalui sebuah media yang memungkinkan respons itu tertunda.
Inilah perkembangan media baru tersebut. Konvergensi yang 'karakter media massa' sendiri pun sudah tidak mampu mendeskripsikannya lagi. Pada kenyataannya, ada yang mampu melebihi dari teori tersebut.

Memang pada awalnya sebuah media baru akan sulit diterima kehadirannya sebagai media massa baru yang mampu mewakili semua aspek kebutuhan masyarakat. Namun, dengan keadaan dan kondisi masyarakat saat ini, internet akan dibentuk secara perlahan oleh kondisi masyarakat itu sendiri. Sebuah perkembangan untuk menjadi media massa yang diakui memang membutuhkan waktu penyesuaian yang cukup lama. Sama halnya saat manusia pertama kali menemukan bahasa dan huruf. Semua itu membutuhkan proses yang berkesinambungan dan pembentukan dari keikutsertaan masyarakatnya sendiri sebagai subjek yang menggukan media. Bukan suatu hal yang mustahil bila lima atau sepuluh tahun yang akan datang, media yang disebut sebagai internet ini akan mampu menciptakan pekerjaan dan inovasi yang mungkin belum terpikirkan di masa sekarang. Karena revolusi besar pada teknologi informasi dan komunikasi inilah memungkinkan semua hal tersebut dapat terjadi.

OPINI MEREKA

“Internet termasuk media massa. Karena melaui akses internet masyarakat dapat memperoleh berita dan juga informasi. Internet memiliki cirri-ciri yang sama dengan media massa lain, hanya berbeda pada salurannya saja.”
Tia, jurnalis detik.com

“Dulu alur tulisan historiografi itu harus kronologis, diakronis, dan cenderung deksriptif. Baru awal abad ke 20 muncul mazhab yang ‘mencampur-adukkan’ ilmu sejarah dengan ilmu sosial. Maka zaman sekarang ini hstoriografi bisa sinkronis-analitis, bahkan yang bentuknya sejarah populer pun bisa diakui. Begitu pun bentuk media massa, pola aturan penyajiannya tidak harus statis. Internet kelak akan menjadi salah satu bentuk baku media. Media massa virtual!”
Taufanny N., mahasiswa Sejarah Unpad

“Bisa disebut sebagai media massa. Karena kalau kita lihat fungsinya, internet itu sudah memenuhi fungsi dan kriteria sebuah media massa. Karena terbentuknya internet sebagai media massa itu juga ditentukan oleh segmentasi pembaca dan karakter dari situsnya sendiri. Misalnya, detik.com sebagai situs berita, kaskus sebagai situs forum, jadi balik lagi saja ke tujuan mendasar dari sebuah media massa, yaitu memberikan informasi.”
Baban, jurnalis(link&achie)

1 comments:

ridho said...

akankah suatu hari nanti surat kabar, radio atau bahkan televisi tergantikan oleh internet?, atau bahkan seluruh komponen di dunia ini terintegrasi oleh suatu sistem network akbar yang bernama internet... hmmm..

Post a Comment

recent post

recent comments

popcorn