Wednesday 6 May 2009

iPhone: Ponsel Konvergensi

3

Satu lagi bentuk kemajuan teknologi komunikasi informasi yang muncul di tengah-tengah kita semua. Ya! iPhone. Mungkin gadget ini bukan hal yang baru lagi karena telah diluncurkan pada 20 Maret 2009 lalu. Masyarakat di Ibukota lebih dulu mencicipi canggihnya gadget ini.

Nampaknya ponsel pintar terdahulu, seperti BlackBerry, perlu berhati-hati dengan munculnya iPhone 3G. Van Baker dari Gartner menganalisis mengenai dampak murahnya iPhone 3G ini terhadap persaingannya dengan produsen ponsel pintar lain, terutama BlackBerry dan Nokia. Menurutnya kehadiran iPhone saat ini akan mampu menyaingi ‘pemain lain’ di pasaran bahkan tak menutup kemungkinan iPhone-lah yang akan menjadi pemimpin pasar.

iPhone merupakan kombinasi tiga produk. Ponsel yang revolusioner, iPod berlayar lebar, dan terobosan baru perangkat internet yang berbeda dengan ponsel lainnya. Bisa dikatakan iPhone adalah breakthrough dari ponsel masa kini. Layar sentuh yang luar biasa canggih dan browser-nya yang interaktif membuat pecinta gadget ingin memilikinya. Harga yang lebih tinggi dari ponsel biasa mungkin bukan alasan untuk tidak membelinya. Namun, apakah ponsel multifungsi ini akan bertahan lama dan mampu menggeser popularitas ponsel-ponsel yang sedang hot saat ini?


Keunggulan jelas lainnya dari iPhone adalah accelerometer. Ini adalah alat pengukur akselerasi nongravitasi atau dalam kata lain teknologi sensor gerak yang dapat mengukur kecepatan, arah, pola dari suatu gerakan. iPhone adalah ponsel pertama yang menggunakan teknologi tersebut. Kegunaan dari accelerometer ini sangat luas, mulai dari perubahan layar dari landscape ke portrait, pengaturan intensitas cahaya pada layar, bermain game, dan bahkan hanya mengganti lagu yang sedang diputar. Accelerometer dipadu dengan ketajaman dan ukuran layar iPhone menjadi faktor penting dalam menjatuhkan pilihan ke iPhone. iPhone memiliki body yang tipis dan ramping yang membuat gadget competitornya (Blackberry) tampak terlihat lebih gemuk. Material body nya yang terbuat dari serat kaca membuat ponsel ini bisa dibawa kemana-mana tanpa pelindung. Beberapa update software iPhone 3G ini memang ada yang khusus ditujukan untuk menyaingi popularitas ponsel BlackBerry yang masih bertahan sebagai peringkat pertama di segmen konsumen pebisnis. Misalnya, iPhone terbaru ini mampu memudahkan pebisnis karena bisa mengirim dan menerima e-mail dengan format Microsoft Exchange. Masih banyak fitur lainnya yang dibenamkan Apple pada iPhone terbarunya ini, sehingga beberapa kalangan sampai memberinya gelar sebagai laptop seukuran ponsel.

Dan yang tak kalah menarik dari iPhone 3G ini adalah dukungan aplikasi pihak ketiganya yang dijual melalui Itunes Store. Lebih dari 25 ribu aplikasi tersedia dan lebih dari 1 juta yang telah diunduh. Kali ini, Indonesia sudah mulai kreatif dengan mengikutsertakan diri di Itunes Store. Telah terlihat aplikasi yang dibuat untuk orang Indonesia dan oleh orang Indonesia. Aplikasi seperti angklung untuk bermain angklung secara virtual, BuUuk—untuk mengetahui review tentang restoran, Detik.com dan Jakarta Globe tentang berita teraktual, dan Trans-Jakarta untuk mengetahui jadwal busway, serta dilengkapi kamus. Apple juga memperkenalkan layanan ‘Mobile-Me‘, di mana pengguna bisa mengakses fitur e-mail dengan lebih mudah dari iPhone, laptop ataupun komputer.

iPhone hadir dengan sajian konvergensi dimana segala hal bisa digabungkan dan terdapat dalam satu device. Namun ada celah yang membuat iPhone ini terlihat tidak secanggih yang kita bayangkan.

Pertama, tidak bisa cut dan paste. Meskipun hal tersebut tampak sederhana dan remeh, namun mengedit tulisan adalah menjadi suatu hal yang penting. Dan setelah mengeluarkan iPhone 3G, fitur memotong lalu meng-copy tulisan sudah tidak ada lagi di gadget ini.

Kedua, memang sempat ada perdebatan mengenai 'kelemahan' iPhone, seperti tidak bisa menjalankan aplikasi di latar (background) atau tidak bisa menulis SMS dalam mode landscape sampai menghilangkan 'gangguan' dari fitur autotext. Namun, apakah teknologi layar sentuh seperti iPhone cocok bila dikawinkan dengan e-mail? Seperti yang kita ketahui, e-mail membutuhkan keyboard--entah itu virtual atau nyata—yang nyaman karena biasanya digunakan untuk menulis hal yang lebih panjang jika dibandingkan dengan SMS. Hal itu berlaku juga untuk chatting. iPhone 3G tidak memiliki papan tulis nyata. Keyboard virtual hadir di posisi landscape dan portrait, tergantung posisi iPhone. Cocok tidak cocoknya merupakan hal yang subjektif.
Apple lover mati-matian memperjuangkan iPhone. Dan bagi mereka, tentu metode ini lebih baik. Sebaliknya dengan Crackberry (pecinta Blackberry), salah satu alasan mereka memilih Blackberrry adalah kemudahan mengetiknya. Untuk itu, semua penilaian kembali lagi pada pengguna, metode input seperti apa yang paling tepat dan cocok untuk Anda.

Ketiga, tidak di suport dengan MMS. Jelas ini akan menyulitkan pengguna Apple, karena dengan tidak adanya MMS, maka yang terjadi para pengguna tidak dapat mengirim gambar secara langsung. Selain itu, pengguna juga tidak akan tahu jika ada pesan MMS yang ditujukan pada ponsel iPhone-nya.

Keempat, tidak bisa merekam video. Suatu hal yang ganjil, jika gadget yang sudah memiliki tingkat kecanggihan yang sedemikan hebatnya, namun tidak bisa merekam video dengan baik.

Kelima, jika pengguna iPhone sedang menyalakan aplikasi seperti Twitter, atau instant messaging, maka pengguna tidak bisa membaca pesan yang masuk dengan ringkas dan cepat.

Keenam, iPhone seringkali tidak hemat energi. Artinya, banyak aplikasi yang digunakan membuat baterai dalam gagdet ini gampang habis. Sehingga akan percuma, karena pengguna tidak bisa mengeksplor ponsel iPhone-nya jika energinya terbatas. Masalah baterai memang menjadi konsentrasi khusus bagi ponsel ini, built-in battery. iPhone, di kedua generasinya, selalu hadir dengan baterai yang sudah tertanam di dalamnya, yang membuat pengguna tidak bisa memiliki baterai cadangan. Namun, tampaknya Apple sudah memiliki jawaban untuk masalah ini, persis seperti argumennya dalam peluncuran MacBookPro 17' yang baru. Konon, komponen-komponen mekanisme yang membuat baterai bisa dilepas pasang adalah pemborosan ruang dalam tubuh iPhone. Ruang yang terbuang itu dimanfaatkan untuk menambah kapasitas baterai. Selain itu, tampaknya Apple berusaha mengurangi kesempatan untuk produsen baterai non-orisinal untuk berkreasi.

Fenomena iPhone memang tak kalah jika dibandingkan dengan fenomena kemunculan teknologi terbaru lainnya. Hal ini dapat dilihat dari sambutan masyarakat terhadap kehadirannya. Munculnya iPhone sebagai teknologi komunikasi terbaru menyisakan banyak cerita, tak hanya di Amerika tapi juga di beberapa negara lainnya. iPhone sempat menjadi rebutan pada sale pertama di negeri asalnya, Paman Sam. Mulai dari kisah orang-orang yang rela menginap di depan toko Apple hanya untuk mendapatkannya, sampai pada anak kecil yang rela menjual antriannya pada nenek-nenek dengan harga U$800 hanya untuk dapat membeli iPhone. Ada pula aksi massal melelang iPhone ke situs lelang paling terkenal, e-bay, dengan harga U$1000. Bahkan ada yang memasang bandrol sampai U$4500, khusus untuk kolektor labelnya.

Tak hanya di negara asalnya, Amerika, di Indonesia saat ini kehadiran iPhone tak lagi menjadi sesuatu yang baru dan menhebohkan. Ya, mungkin masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai terbiasa dengan kehadiran teknologi-teknologi komunikasi canggih, menyusul munculnya Blackberry. Meskipun demikian, tak dapat dipungkiri, kehadiran teknologi komunikasi terbaru seperti iPhone ini seringkali disikapi dengan keliru. Hampir sebagian masyarakat cenderung memanfaatkan teknologi mobile ini sebagai pemenuhan kebutuhan prestise saja, bukan karena pertimbangan kegunaan dan fungsi ekonomisnya. Fenomena iPhone saat ini bisa dikatakan lebih menjadi lifestyle bagi kalangan tertentu. Padahal ada beberapa cara bijak untuk mengoptimalkan kegunaan teknologi mobile tersebut jika melihat sisi filofisnya, misalnya dengan berenterpreneur.

Terlepas dari kelemahan dan kelebihannya, iPhone tetaplah merupakan suatu terobosan dari perkembangan media komunikasi terbaru sekaligus menjadi produk kelas atas, jika dilihat dari harga dan kualitasnya. Berapa lama fenomena ini akan bertahan? Akankah ada operator lain menggandeng iPhone 3G?
Kita lihat saja nanti, tapi yang jelas selamat datang iPhone 3G !



Source :
http://velvetwhite.blogspot.com/2009/04/iphone-my-phone.html
http://id.wikipedia.org/wiki/IPhone
http://okezone.com

3 comments:

POPCORN said...

hidup iPhone!

ridho said...

ada yang mau nitip g.. di BATAM murah lo,, BB cma 2-3 jutaan haha,,

POPCORN said...

hahaha. dasar raja BM! :p

Post a Comment

recent post

recent comments

popcorn