Saturday 6 June 2009

OEROEG

15

Judul : Oeroeg
Sutradara : Hans Hylkema
Produksi : PT. Prasidi Teta Film
Penulis : Jean Van de Velde
Buku : Oeroeg
Genre : Drama
Pemeran : Rik Launspach dan Martin Schwab
Tahun Rilis : 1992
Durasi : 119 menit

Kisah tentang persahabatan antara anak Belanda pemilik perkebunan Kebon Jati, Johan (Rik Launspanch), dengan anak pribumi pegawai perkebunan, Oeroeg (Martin Schwab), yang tumbuh bersama di antara dua dunia yang saling bermusuhan. Johan lahir dan dibesarkan di Kebon Jati, ia tumbuh di dua lingkungan yang bertolak belakang. Dalam rumah dan sekolah yang dipenuhi dengan kemewahan dan aturan-aturan bangsanya, Belanda, dan di lingkungan perkebunan yang dipenuhi dengan kesengsaraan para jongos dan pribumi asli. Johan kecil masih terlalu muda untuk mengerti masalah penjajahan, rasialisme, kesengsaraan, dan kekuasaan. Ia hanya tahu bahwa tempat yang ia tinggali saat itu begitu asik untuk dipakai bermain.

Apalagi sejak kecil, Johan telah bersahabat dengan Oeroeg. Mereka seringkali menghabiskan waktu seharian untuk mandi di sungai, bernyanyi, memandikan kerbau, atau sekadar bermain dengan serangga dan kodok. Persahabatan dua anak manusia itu semakin lekat, meski ayah Johan seringkali tak setuju dengan alasan bahwa Oeroeg tak sederajat dengan mereka. Perbedaan Johan yang Belanda kulit putih dan Oeroeg yang pribumi sudah muncul sejak kecil.

Johan dan Oeroeg selalu berusaha untuk menghilangkan jarak itu, hingga akhirnya mereka beranjak remaja. Berkat kebaikan Lida, guru Johan waktu kecil, Oeroeg bisa mengenyam pendidikan sampai ke studi kedokterannya.

Namun, seiring mereka beranjak dewasa, sekeras apapun mereka berusaha menghilangkan jarak itu, tetap saja jarak itu tak bisa hilang. Keadaan semakin berubah ketika Oeroeg merasakan bahwa dirinya terperangkap pada kebimbangan. Begitu juga dengan Johan yang akhirnya memutuskan untuk berlatih militer di Belanda setelah menyelesaikan studinya.

Film ini dikemas dengan alur yang maju-mundur, menampilkan ingatan dari sudut pandang Johan terhadap negeri yang selalu hidup dalam kenangannya itu. Sepanjang film, sutradara Hans Hylkema bersikap tidak memihak pada permusuhan dua bangsa ini.
Kekejaman perang dari masing-masing pihak ditunjukkan. Ia lebih memihak pada persahabatan dua manusia yang hancur karena nasib yang membuat mereka berbeda.

Ya, layaknya kisah Romeo dan Juliet versi persahabatan. Meski tergolong drama, sisi perjuangannya tetep kerasa kental, patut ditonton nih movielovers..sambil nonton, sambil belajar sejarah juga. Why not? (achie)

15 comments:

Anisa Saptari said...

kayanya bagus dehhh

POPCORN said...

siapa tau bosen sama film-film sekarang, oeroeg bisa jadi rekomendasi loh! hehe

Anonymous said...

bahasanya berat gag nie???

-nunk

POPCORN said...

gak berat2 amat kok, bahasanya bahasa sehari-hari, kan settingannya juga wktu jaman penjajahan dulu, tetep bisa dimengerti kok filmnya

Anonymous said...

bagus ya filmnya?jadi pengen nonton..
jarang2 liat film bermutu sekarang..

Anonymous said...

yap film ini bner2 ngegambarin Indonesia-belanda dlunya....
bner2 nyata banget....penggambarannya....
jg ngerasain rasanya ada pada jaman itu....
bner2 dapetlah feelnya....
jarang lho ada fil kya gnie...

Arfan said...

Waa, nampak seru ceritanya.
Resensinya oke, jadi pengen nonton.

Btw, ini buku ato film yang duluan rilis?

actum communication said...

Saiya suka film sejarah..
Tp lebih sk yg g sah remake sejarah sh
Msh banyak lho kolektor film lama
Maen2 dh ke cihapit n beberapa kawasan barang loak di bandung
Bs nemuin harta karun di sana...
Tresures for all movie mania..
Film lama yg brharga yg dianggp sampah bg org lainnya..

Ficky Fauzie said...

film seperti ini bisa jadi menambah variasi tontonan yg makin hari makin membosankan....
sukses adikku!! ha ha.....

POPCORN said...

film ini diangkat dari novel karya Jean Van de Velde,jadi bukunya dulu yang rilis, baru di filmkan.

Anonymous said...

bs dtonton mn niyh?kykny rame...
tp konflik ny kurang greget lihat dr resumeny...
cm komntar aj yah...

POPCORN said...

film ini rilis tahun 1992, jadi filmnya memang agak sulit di cari.
Konfliknya lebih pada konflik batin si tokoh (Johan dan Oeroeg), sengaja gak terlalu Popcorn angkat di resume..soalnya nanti pas nonton jd gak seru lagi dong..hehe
biar penasaran dulu deh..

ridho said...

jadullers... n_n

POPCORN said...

yap jadul, tapi berkualitas :)

Andhika Perdana Z S said...

Film yang cukup menarik.
Sepertinya dapat kembali membangkitkan rasa nasionalisme dalam hati kita.

Post a Comment

recent post

recent comments

popcorn